Day
8! Hari ini kami akan mengunjungi beberapa
tempat wisata terkenal di kota Hangzhou, diantaranya Leifeng Tower alias menara legenda cerita siluman ular putih, Danau Barat alias Xi Hu, Puncak Terbang
dan yang terakhir perkebunan teh. Tapi sebelumnya mari kita bahas sedikit
kondisi pagi ini di Hotel Hairui.
Berhubung sore ini kami akan pulang kembali ke Shanghai untuk naik kapal di
sungai Huang Pu, bagasi dan semua
barang bawaan harus dibawa turun dari kamar ke lobby hotel. Next, breakfast! Ternyata tempat
makannya terletak di sebuah gedung kecil di samping gedung hotel. Karena malam
sebelumnya hujan deras, jalan ke gedung ini digenangi air dan becek. So jangan tanya soal kenyamanan, semakin
menurun drastis. Begitu sampai di depan pintu ruang makan, baru teringat saya
lupa membawa voucher makan paginya.
Terpaksa harus kembali ke kamar untuk mencarinya, yang untungnya ketemu. Begitu
masuk ke ruang makan yang sempit ini, menunya: nasi goreng, cakwe goreng, bubur
polos dan beberapa menu sederhana lain yang rasanya juga ‘sederhana’. Ruang
yang sempit membuat kita tidak bisa bersantai menikmati makan pagi karena orang
yang mengantri banyak, dan duduknya juga harus dempet-dempetan! Kesimpulan: kalau suatu hari Anda
mengunjungi Hangzhou, stay away from this
hotel! As far as you can!
Ketika diberi tahu tentang kondisi hotel, Sam sang tour guide cuma minta maaf
dan beralasan kalau hotel ini masih baru. Dalam hati saya berpikir, so what?? Memangnya tidak ada hotel lain
yang lebih layak di kota sebesar ini? Menurut saya sih ini praktek travel agent
atau tour operator yang ingin memaksimalkan keuntungan dengan membooking hotel
murah. Tapi mereka harusnya berpikir jangka panjang dan mempertimbangkan lebih
serius soal kepuasan pelanggan. Enough
complaining!
Berikutnya, kami segera berangkat ke Menara Legenda. Hujan tadi malam membuat suhu pagi ini cukup dingin. Dan ketika sampai di area menara, langit masih berkabut. Akibatnya, dari puncak menara, tidak terlihat pemandangan indah Danau Barat yang bisa dilihat dari sini, karena jarak pandang yang masih terbatas. Di dalam menara, di sekeliling dinding terdapat ukiran kayu yang menceritakan legenda Siluman Ular Putih. Selain dari itu, tidak ada pemandangan menarik lain yang bisa dilihat. Kami semua pun turun kembali ke bawah, foto-foto sebentar dan melanjutkan perjalanan ke dengan kaki untuk naik perahu mengelilingi Danau Barat. Seandainya cuaca cerah, pemandangan di sini harusnya cukup indah. Tapi apa boleh buat, letak kedua atraksi wisata yang berdekatan ini membuat kunjungan dilakukan sekaligus.
Berikutnya, kami segera berangkat ke Menara Legenda. Hujan tadi malam membuat suhu pagi ini cukup dingin. Dan ketika sampai di area menara, langit masih berkabut. Akibatnya, dari puncak menara, tidak terlihat pemandangan indah Danau Barat yang bisa dilihat dari sini, karena jarak pandang yang masih terbatas. Di dalam menara, di sekeliling dinding terdapat ukiran kayu yang menceritakan legenda Siluman Ular Putih. Selain dari itu, tidak ada pemandangan menarik lain yang bisa dilihat. Kami semua pun turun kembali ke bawah, foto-foto sebentar dan melanjutkan perjalanan ke dengan kaki untuk naik perahu mengelilingi Danau Barat. Seandainya cuaca cerah, pemandangan di sini harusnya cukup indah. Tapi apa boleh buat, letak kedua atraksi wisata yang berdekatan ini membuat kunjungan dilakukan sekaligus.
Kungfu Master in action |
Tapi penantian lama ini tidak sia-sia. Begitu masuk ke kapal dan perjalanan keliling sungai dimulai, segala kelelahan langsung hilang melihat pemandangan kota Shanghai di malam hari yang sangat indah. Gedung-gedung dipasangi lampu warna-warni, bahkan ada gedung pencakar langit yang dipasangi layar-layar LED untuk menampilkan berbagai macam iklan menarik, layaknya layar raksasa. Kapal yang berlayar pun dipasangi lampu warna-warni. Dari atas kapal ini kita bisa melihat pemandangan dua sisi Shanghai, kota lama dan kota baru. Di malam hari, kota lama Shanghai (area Puxi) yang ada di sebelah barat sungai tidak kalah menarik dibanding kota baru (Pudong) di sebelah timur.
Menara TV Shanghai yang kami kunjungi beberapa hari sebelumnya juga terlihat cantik di malam hari. Pemerintah China, khususnya pemerintah kota Shanghai benar-benar bisa memanfaatkan aset alam berupa sungai dan aset buatan manusia berupa gedung-gedung secara maksimal untuk dijadikan atraksi wisata. Sekali lagi, seharusnya, selayaknya dan sepantasnya pemerintah kita mencontoh apa yang mereka lakukan. Puncak kunjungan di kota Shanghai ini benar-benar layak dibilang puncak, karena sangat memuaskan. Faktor minusnya, malam itu suhu cukup dingin dan angin yang bertiup cukup kencang membuat suhu terasa semakin dingin. Meskipun kami semua sudah siap dengan jaket tebal, sarung tangan, topi dan lain-lain, dinginnya masih cukup terasa jika Anda hanya memakai sweater dan bukan jaket wind-breaker yang anti angin.
Shanghai @ night (Pudong District) |
'Old' Shanghai (Puxi District) |
Selesai
cruise, kami kembali ke hotel yang untungnya masih tetap Holiday Inn Express favorit saya, untuk istirahat. Saya sempatkan
untuk cek suhu saat itu di internet, yang ternyata cuma 7 derajat Celcius.
Pantas saja. Katanya dan juga menurut fakta, suhu kota Beijing lebih dingin
dari Shanghai. Tapi di perjalanan kami kali ini, Shanghai di malam ini jelas
lebih dingin dari Beijing beberapa hari yang lalu! Tapi paling tidak malam ini
kami semua akan tertidur nyenyak dibalik selimut. Nite, Shanghai. It’s been fun!
- SW -
Lobby Holiday Inn Express |
- SW -