Pagi ini kami akan
meninggalkan kota Shanghai dan menuju ke Guilin dengan pesawat terbang.
Berhubung pesawat yang akan kami naiki adalah jadwal pesawat paling pagi, breakfast dari hotel dikemas dalam
bentuk take away alias dibungkus. Ada
sedikit insiden yang terjadi soal breakfast
ini, pihak hotel ternyata lupa menyiapkannya, meskipun malam sebelumnya sudah
dipesan oleh tour guide kami. Beruntung pagi itu sopir bis kami sudah standby dan dia yang membantu
menguruskan masalah ini. Beraktifitas tanpa breakfast?
Benar-benar tidak terbayangkan untuk saya yang sudah menjadikan makan pagi sebagai
rutinitas. Mungkin karena dipersiapkan dengan terburu-buru, menu yang diberikan
sangat mengecewakan. Roti tawar, telur dan sosis dalam keadaan dingin. That’s all! Tidak ada lagi bakpao manis
panas favorit saya. Tidak juga bisa menikmati minuman panas ataupun jus dingin.
Hanya diberi air mineral botol oleh pihak hotel. Apa boleh buat, daripada gak
ada sama sekali. Akhirnya pagi itu kami semua mengadopsi gaya mobile breakfast, alias makan pagi
sambil jalan, di dalam bis.
Ada satu
peristiwa lucu tentang air mineral botol. Karena pihak hotel menyediakan satu
dus air mineral dan di bis juga disediakan satu dus, supply air minum kami pagi itu lebih dari cukup. Tapi masalahnya,
waktu sudah sampai di bandara, akhirnya sadar kalau air minum tidak bisa dibawa
masuk ke ruang tunggu airport sehingga terpaksa harus dibuang. Nah, sebelum
memasuki pintu masuk bandara, dimulailah acara buang-buang air minum, yang
kalau sampai dilihat para aktifis kemanusiaan di Afrika, bakal dikecam
habis-habisan atau bahkan mungkin dituntut! J
Tapi belakangan salah seorang peserta tour berhasil lolos dengan menyelipkan
botol minumnya di kantong jaket. Saya juga heran kenapa hal ini tidak
tertangkap X-Ray ataupun pemeriksaan manual oleh petugas. Beliau dengan bangga
menceritakan ‘kisah sukses’ ini kepada saya dan peserta lain. Impressive!
Airport yang berada di kawasan
lama Shanghai ini cukup modern dan luas, tapi kalau mau dibandingkan masih
kalah bagus dari stasiun kereta Beijing. Meskipun demikian, saya menyempatkan
untuk sedikit foto-foto mengabadikan tempat ini. Tak disangka, sesi foto-foto
singkat ini nyaris membawa bencana. Waktu mengambil foto, tas backpack saya ditaruh di salah satu
kursi duduk untuk pengunjung. Tour leader
kemudian memanggil kami semua untuk berjalan mengikuti dia ke counter untuk check in. Ketika sudah sampai di depan counter, yang letaknya cukup jauh dari tempat kami menunggu
sebelumnya, saya baru sadar kalau tas backpack
saya ketinggalan! Di dalam tas itu ada netbook, dan yang jauh lebih penting
lagi, passport saya!! Dalam sekejap saya berubah menjadi layaknya sprinter legendaris Carl Lewis, yang
berlari menembus jarak 100 meter di bawah 10 detik! Sambil berlari dalam hati
saya berharap-harap cemas dan berdoa, semoga tas saya masih ada di kursi yang
saya tinggalkan tadi. Puji Tuhan tas itu masih ada di sana! Dalam hati saya
mengucapkan beribu-ribu syukur. Gak terbayangkan gimana jadinya seandainya tas
beserta passport hilang. Jangankan sekedar ikut ke Guilin, saya tidak akan bisa
pulang!!! Harus mengurus masalah kehilangan ini ke kedutaan Indonesia di sana
dan lain-lain. Pokoknya bakal pusing seribu keliling! Thank God…
Setelah jantung
kembali berdetak normal, saya dan seorang peserta tour lain membantu pengurusan
check in bagasi yang jumlahnya cukup
banyak. Setelah itu kamipun memasuki ruang tunggu yang ukurannya sebenarnya
tidak terlalu kecil juga, tapi penuh orang sehingga tidak banyak tempat duduk
yang tersisa. Untungnya kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Maskapai yang
kami pakai ternyata China Eastern Airlines. Sempat sedikit penasaran juga
bagaimana rasanya naik maskapai lokal China, ternyata kesannya tidak jauh beda
dengan naik maskapai lokal di Indonesia, dari segi kenyamanan dan pelayanan. Pagi
itu kami harus menunggu cukup lama di dalam pesawat, tidak jelas apakah karena
kendala cuaca atau masalah teknis pesawat, saya tidak menanyakan ke pramugari
juga. Karena tidak banyak yang bisa dilakukan di dalam pesawat, saya mencoba
untuk tidur. Lega juga ketika akhirnya mendengar pengumuman kalau pesawat akan
segera mendarat di Guilin. Ketika sampai, kesan yang saya dapat adalah bandara
Guilin termasuk bandara lama yang belum dimodernisasi. Agak sedikit heran,
karena Guilin adalah salah satu tujuan wisata utama di China yang sangat
terkenal. Tour guide kami langsung membawa kami untuk makan siang di salah satu
restoran di bandara. Menunya tidak istimewa, setelah lebih dari seminggu di
China, kami harus menerima kenyataan kalau menu yang disajikan tiap restoran,
meskipun berbeda daerah, tidak jauh beda. Atau jangan-jangan pihak tour
operator memang selalu memesankan menu standard yang itu-itu saja?
Bandara Guilin |
Gua Seruling |
Tour guide kami sangat merekomendasikan buah ini karena rupanya tabiat orang Indonesia yang doyan makan gorengan sudah terkenal sampai ke mancanegara hehe...Berikutnya, saatnya check in ke hotel. Tour guide menawari opsi untuk ikut tour keliling sungai di malam hari yang disebut dengan Guilin Venetia. Saya memutuskan untuk ikut tour ini, dan mereka yang tidak ikut bisa jalan-jalan sendiri atau istirahat di hotel. Setelah sampai di hotel, saya menyempatkan diri mandi sebelum kumpul di lobby untuk berangkat. Untuk sampai ke area Guilin Venetia ini, kami naik taksi. Di tempat ini juga ada live music yang cukup ramai ditonton. Bagi Anda yang berjiwa romantis, bolehlah mengunjungi tempat ini karena mendengarkan love songs sambil nongkrong di tepi sungai yang sekelilingnya dihiasi gedung berlampu warna-warni pastinya memberikan kesan tersendiri.
Kami
mengelilingi sungai dengan kapal motor yang bisa diisi kurang lebih dua puluhan
orang penumpang. Malam itu cukup dingin, sehingga saya tidak berlama-lama
nongkrong di luar kapal untuk melihat pemandangan yang ada. Di sini dibangun tiruan
mini jembatan Golden Gate di Amerika dan juga yang
mirip Arc de Triomphe nya Paris. Di
beberapa titik juga ada pertunjukkan musik, dan kapal sempat berhenti untuk
bersandar di salah satu titik untuk melihat pertunjukkan tarian. Yang paling
menarik bagi saya adalah fisher duck,
bebek yang dilatih untuk menyelam dan menangkap ikan di dalam mulutnya sebelum
menyerahkannya kepada sang majikan. Pertunjukkan yang cukup menghibur.
Night River Cruise - 'Guilin Venezia' |
- SW -
No comments:
Post a Comment