Four Points Kuching |
Bis yang akan kami
tumpangi untuk pulang ke Pontianak akan berangkat dari hotel sekitar jam 11. Jadi
pagi ini kami masih bisa sedikit shopping
sebelum pulang. Ibu-ibu (dan beberapa Bapak-bapak juga) sangat antusias,
maklum..ada kepercayaan kalau barang-barang buatan Malaysia kualitasnya lebih
terjamin dibandingkan buatan Indonesia. Bahkan ada yang dengan yakin bilang
kalau Panadol buatan negeri jiran ini lebih berkhasiat! Believe it or not! Saya tidak berniat menguji validitas teori ini
karena bukan penggemar Panadol hehe.. Tapi informasi yang sering didengar,
seperti halnya dengan pemerintah Singapura, pemerintah Malaysia juga sangat
ketat dalam hal quality control
produk. Dari level pabrik, sampai ke outlet
penjual makanan, kalau tidak memenuhi standar kebersihan dan kelayakan
produksi, bisa ditutup. Mungkin hal inilah yang menjadi landasan kepercayaan
terhadap produk-produk buatan Malaysia. Indonesia? Harusnya sih perusahaan farmasi
multinasional sekelas GlaxoSmithKline
(GSK, produsen Panadol) punya standard QC
(quality control) yang sama
dimana-mana. Yang mungkin membedakan adalah SDM dari masing-masing negara.
Setelah
menjajal FourPoints, meskipun hanya semalam, saya merekomendasikan hotel ini
kalau suatu hari Anda mengunjungi Kuching. Apalagi setelah breakfast yang memuaskan pagi ini. Menu yang disajikan cukup
banyak, sehingga banyak alternatif makanan yang bisa dipilih. Untuk bisa
menikmati semua menu yang ada, pastinya perlu waktu yang panjang dan dilakukan
dengan santai. Tapi berhubung diajak untuk ikut shopping ke pasar sebelum pulang, waktu ‘wisata kuliner’ harus
dipersingkat. Kami patungan menggunakan taksi ke pasar untuk membeli
barang-barang incaran masing-masing. Saya sendiri sih tidak ada target khusus, jadi
hanya membeli bakpao alias ‘Kuching Siew Pau’ untuk di perjalanan.
'Bakpao' hunting |
NEWS FLASH: Kejutan lain. Menurut
seorang ibu, bumbu kari di Kuching ini rasanya sangat enak dan beda dengan yang
ada di Pontianak. Hmm...ok lah kalau misalnya Pertamina masih kalah kelas
dibanding Petronas, Twin Tower di KL sudah berdiri lama dan Menara Jakarta cuma wacana sampai hari ini, Pontianak yang kalah maju dibanding Kuching, atau lebih
banyak pelajar Indonesia yang belajar ke Malaysia dibanding sebaliknya, tapi: bumbu kari kita kalah dari bumbu kari
Malaysia??? Indonesia, gudangnya kuliner, yang saking kayanya dengan segala
macam bumbu, dulunya jadi rebutan bangsa-bangsa Eropa?? So help us God...Apakah ini ada pengaruhnya dengan banyaknya warga
keturunan India di sana, yang sangat terkenal dengan masakan karinya? Atau
letak geografis Malaysia yang lebih dekat dengan India? (Maksa banget...)
Salah satu sudut Four Points |
Hal ini tetap
menjadi misteri bagi saya sampai kami selesai shopping dan pulang ke hotel. Sepulangnya di hotel, saya
menyempatkan untuk sedikit keliling hotel melihat-lihat. Ada toko bunga yang
cukup besar di dalam hotel, yang kelihatannya juga membuatkan bunga-bunga
hiasan untuk acara wedding. Ballroom nya juga bergaya minimalis, terbagi
menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh tiang di tengah. Di satu sisi, beberapa
buah meja kaca tinggi berukuran kecil diletakkan berjauhan di tengah-tengah di
sepanjang ruangan. Selain itu di tepi di dekat setiap tiang juga diletakkan
meja kaca persegi yang lebih besar. Di sisi satunya lagi, rentetan empat buah
sofa persegi yang dipasangkan dengan sebuah meja bundar di tengah disusun di
sepanjang ruangan. Tidak terkesan mewah untuk acara yang glamour , tapi rasanya akan cukup efektif dan efisien untuk business meeting atau konferensi. Dari
jendela hotel bisa dilihat pemandangan di sekeliling hotel berupa perumahan
yang mayoritas berlantai satu. Pemandangan yang tidak istimewa, tapi bisa
dilihat penataan kota yang cukup baik dan rapi.
Tidak ada gedung yang menonjol sendiri di tempat yang tidak semestinya,
dan tidak ada pemandangan perumahan yang semerawut. Dan bagusnya lagi, sejauh
mata memandang lingkungan ini sangat hijau, dengan halaman rumah yang ditumbuhi
rumput yang rapi dan sepanjang jalan yang ditanami pohon. Benar-benar
lingkungan yang asri dan menyegarkan.
Setelah puas
keliling hotel, saya masih sempat kembali ke kamar untuk istirahat sebentar
sebelum turun ke lobby untuk menunggu
bis jemputan. Begitu bis datang, kami langsung naik dan melakukan perjalanan
kembali ke Pontianak. Rute yang ditempuh sama, dan tempat perhentiannya pun
sama. Jadi tidak ada petualangan baru yang bisa di-share di sini. Dan seperti cerita liburan klasik, awal petualangan
dipenuhi antusiasme dan semangat, pulangnya dipenuhi rasa lelah dan antusiasme
yang menurun drastis. Tapi saya sangat bersyukur bisa melewati fun holiday seperti ini tanpa ada
masalah yang berarti untuk semua peserta tour. Dengan segala plus minusnya,
boleh dibilang kami cukup menikmati rasa kekeluargaan yang timbul selama
mengikuti tour. Dan pastinya kami masing-masing pulang dengan membawa segudang
memori dan cerita yang tidak akan terlupakan.
I
shall see you again someday, China!
- SW -
No comments:
Post a Comment